“Berbekam/Hijamah dapat menyembuhkan dan mencegah 72 macam penyakit” (HR. Bukhari).

60% penyakit disebabkan oleh sirkulasi darah yang tidak sehat. Dalam peranannya, darah adalah sarana angkut bagi nutrisi dan sampah metabolisme dalam tubuh, bila kita sambungkan menjadi rangkaian paralel maka pembuluh darah itu panjangnya hampir menyamai keliling bumi yaitu lebih dari 40 ribu kilometer, apa yang terjadi pada satu sistem yang kesehariannya menempuh jarah demikian jauh itu mengalami kemacetan, yang terjadi adalah sel tubuh yang kekurangan nutrisi atau pula sampah metabolisme yang menumpuk dan tidak bisa dikeluarkan dari tubuh.

Maka solusi yang tepat untuk sistem yang sangat vital tersebut adalah bekam/hijamah, karena bekam dengan mekanismenya yang luar biasa akan mengatasi penyumbatan-penyumbatan dalam pembuluh darah, mengeluarkan toksin dan sampah metabolisme, mengeluarkan sel darah yang telah rusak dan menstabilkan kembali peredaran darah, sehingga mampu mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit.

Sampah metabolisme tubuh berupa toksin atau sel darah yang sudah tidak berfungsi adalah penyebab utama terjadinya penyakit, baik ringan ataupun berat, maka sampah metabolisme tersebut haruslah dikeluarkan dari dalam tubuh.

Bekam juga terbukti secara klinis dan empiris mampu membantu tubuh untuk melakukan fungsi utamanya yaitu self healing (penyembuhan diri sendiri), bila fungsi tersebut aktif secara baik maka tubuh akan terbebas dari segala macam penyakit.

Layaknya sebuah mesin, tubuh juga mengalami keausan. Seiring siklus/irama sirkadiannya, tubuh akan secara alamiah melakukan alur metabolisme dan ekskresi secara seimbang. Namun di zaman modern ini dengan pola hidup yang jauh dari sistem alamiah maka kebanyakan orang memiliki siklus sirkadian yang terganggu, disebabkan makanan dan minuman yang dikonsumsi ataupun faktor lingkungan.

Bekam mampu menormalkan kembali siklus sirkadian dengan mengeluarkan sampah metabolisme yang menumpuk dalam tubuh sesuai kadar maksimalnya yaitu setiap bulan.

Dalam dunia medis tidak dikenal istilah darah kotor. Istilah darah kotor dalam bekam dimaksudkan kepada sel-sel darah yang sudah tidak lagi diperlukan tubuh dan cenderung bersifat menimbulkan penyakit. Sel-sel darah tersebut adalah sel-sel darah yang sudah tua, mati atau rusak, yang berada di dalam pembuluh darah.

Darah kotor tersebut haruslah dikeluarkan dari dalam tubuh karena sifatnya yang stagnan (mengendap/tidak lagi bergerak dalam pembuluh darah) berpotensi mengganggu sirkulasi darah, nutrisi dan oksigen di dalam tubuh.

Bekam dalam bahasa hadits (arab) disebut hijamah artinya torehan/pelukaan, pelukaan dalam proses bekam dilakukan pada bagian teratas kulit dimana terdapat pembuluh kapiler yaitu pembuluh darah yang sangat kecil dan berbentuk seperti serabut, sehingga walaupun menimbulkan rasa sakit namun rasa sakit yang dirasakan bersifat sementara dan relatif tidak berkesan sangat sakit.

Donor darah adalah proses pengeluaran darah yang bertujuan untuk memberikan suplai darah segar untuk diberikan kepada orang yang memerlukan, maka donor darah bukanlah proses detoksifikasi (pembuangan racun) karena darah yang dikeluarkan saat donor darah adalah darah yang sehat dan harus dipastikan terlebih dahulu bahwa pendonor tidak terindikasi mengidap suatu penyakit.

Sedangkan bekam merupakan proses detoksifikasi terbaik karena Bekam hanya mengeluarkan darah yang sudah tidak lagi diperlukan oleh tubuh yang berpotensi menimbulkan penyakit.

Karakteristik darah hasil proses detoksifikasi Bekam :

  1. Teroksidasi darah tanpa udara (anaerob)
  2. Terpisahnya plasma (cairan darah) dari darah
  3. Keluarnya plasma saja dari tempat yang dibekam
  4. Jika kita memasang dua gelas (alat bekam) untuk menghisap darah, maka bisa saja darah keluar pada gelas yang satu, tetapi tidak bisa keluar sama sekali pada gelas yang satu lagi padahal keduanya berdampingan.

Di zaman modern seperti sekarang ini sangat sulit mendapatkan kondisi di mana seseorang dapat hidup tanpa tersentuh oleh polutan/limbah kimia, polutan yang sangat berbahaya bagi tubuh itu bisa ditemukan pada makanan/minuman (zat pengawet, pemanis buatan, pewarna buatan, penyedap rasa, dsb), udara (emisi gas buang kendaraan atau pabrik), air (limbah industri, penjernih air, dsb), obat-obatan kimia, kemasan jajanan dan banyak lagi.

Polutan ini mengendap dalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa bisa dikeluarkan, maka pada saat pertama kali di bekam darah akan terlihat hitam dan pekat karena banyak mengandung polutan-polutan tersebut diatas, namun pada proses bekam berikutnya darah akan menjadi lebih cerah hingga bersih.

Proses sebat rotan (proses relaksasi dengan cara melakukan pukulan-pukulan ringan menggunakan rotan) yang dilakukan di BRC ditujukan untuk merangsang toksin agar naik ke permukaan kulit dan memberikan relaksasi kepada tubuh pasien agar nyaman dan mengupayakan otot-otot pasien supaya tidak tegang.

Tidak ada persiapan khusus sebelum berbekam, artinya kapan pun anda ingin berbekam maka tidak menjadi masalah, untuk memaksimalkan hasil bekam, idealnya tidak mengkonsumsi makanan berat minimal 2 jam sebelum dan sesudah berbekam, atau perut tidak dalam keadaan terlalu lapar atau terlalu kenyang karena bisa berakibat pusing.

Jika usia kehamilan/kandungan muda (0 – 4 bln) atau lemah maka tidak dianjurkan berbekam karena dalam kondisi tersebut bekam dapat memicu apoptosis yaitu proses di mana sel kanker merusak dirinya sendiri.

Hal ini juga berlaku pada janin ibu, jika kandungan sudah cukup kuat (usia kehamilan di atas 4 bln) maka boleh dilakukan bekam tapi hindari daerah perut dan pinggang.

Wanita yang sedang haid diperbolehkan berbekam dengan syarat kondisi tubuhnya secara umum dalam kondisi baik.

Pada Bekam ada 2 kontraindikasi, yaitu yang bersifat absolut dan yang bersifat relatif.

Kontraindikasi absolut, adalah kondisi/kelainan penyakit tertentu yang dilarang untuk dilakukan bekam, diantaranya adalah : pasien yang berumur di bawah 4 tahun, pasien yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah, pasien yang mengalami gangguan sistem pembekuan darah yang berat, koma (tidak sadar), dehidrasi berat, renjatan/syok, pasien yang baru menjalani transfusi darah, donor darah atau cuci darah (kurang dari 48 jam dari waktu bekam), penderita jantung yang menggunakan alat bantu pengatur detak jantung.

Kontraindikasi relatif, adalah kondisi/kelainan penyakit tertentu yang disarankan untuk tidak bekam kecuali penanganan khusus, diantaranya adalah : pasien anemia, pasien kencing manis dengan kadar gula darah 300 mg/dl, pasien tumor/kanker, hipertensi dengan ukuran systole lebih dari 200 mmhg, penderita gagal jantung (decomp, cordis) yang berat, pasien kesurupan (terkena sihir), penderita phobia berat terhadap peralatan medis dan wanita hamil, haid, nifas dan menyusui.

Setiap tindakan terapi selalu memiliki resiko efek samping. Namun jika dilakukan secara profesional dan sesuai standar yang berlaku, maka tindakan terapi tersebut menjadi aman.

Menjadi satu kemustahilan apabila Allah Swt dan Rasul-Nya Saw menentukan amalan hijamah yang mulia ini jika menimbulkan kemudharatan kepada umatnya.

Secara umum efek yang dirasakan setelah berbekam adalah badan terasa lebih ringan, Pikiran lebih rileks dan pandangan menjadi lebih tajam bahkan beberapa kondisi ada yang disertai rasa mengantuk dan lapar, itu merupakan kondisi yang wajar dan baik.

Adapun kondisi seperti badan terasa pegal-pegal, itu menandakan tubuh tengah mengaktifkan sistem imunitasnya untuk mengembalikan fungsi-fungsi di dalam tubuh menjadi normal kembali.

Bekam tidak membuat kecanduan, adapun tubuh yang telah merasakan terapi bekam yang luar biasa akan mendapatkan saat-saat di mana tubuh tersebut merasa perlu untuk diterapi bekam.

Kondisi tersebut bukan dikarenakan tubuh kecanduan bekam tapi disebabkan kondisi tubuh yang telah mencapai puncak keausan, dimana darah kotor telah menumpuk dan harus dikeluarkan. Di saat inilah tubuh merasakan ingin di bekam layaknya mesin (mobil/motor) yang membutuhkan tune up.

Assalamualaikum Sahabat BRC!

Promo Jangan Tampilkan Lagi